Heboh soal aspartam yang konon kabarnya berbahaya buat kesehatan, sama sekali bukan hal baru. Beberapa taun yang lalu, saya menerima kabar ini lewat email dan mass messages di Instant Messenger. Lumayan serem, karena menurut email dan pesan massal yang beredar saat itu, aspartam yang dikenal sebagai bahan pemanis buatan pengganti gula, yang dengan mudah kita temui dalam produk-produk –terutama– gula dan makanan/minuman diet, berbahaya karena berpotensi menimbulkan masalah kesehatan serius. Yang masih saya ingat sampai sekarang, surat elektronik berantai yang saya terima waktu itu menyebut-nyebut tentang pengerasan otak, impotensi, dan lupus.
Diberondong sekian banyak pesan serupa, meski asal usulnya juga belum jelas, rasanya normal-normal saja kalau kemudian saya bereaksi seperti umumnya semua ibu akan bereaksi. Dengan sedikit waswas, saya mulai memeriksa dan membaca komposisi yang terkandung dalam hampir semua produk makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi oleh anak-anak saya. Minuman ringan, snack, permen, semuanya. Saya bahkan membuang satu box gula diet kemasan sachet yang biasa saya pakai sebagai pengganti gula pasir biasa ke tempat sampah, saking takutnya.
Beberapa minggu terakhir, saya kembali menerima beberapa email dan pesan massal tentang aspartam dan bahayanya. Agak aneh, karena setau saya, sampai sekarang belum ada larangan resmi dari pihak berwenang (dalam hal ini Departemen Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia, maupun Badan Pengawas Obat dan Makanan) soal penggunaan bahan kimia yang satu ini. Puluhan produk makanan dan minuman masih mencantumkan aspartam di setiap kemasan yang dijual bebas di pasaran. Beberapa merk gula sintetis untuk penderita diabetes, misalnya, terang-terangan menuliskan aspartam sebagai salah satu bahan dasarnya. Minuman suplemen seperti Extra Joss, Kratingdaeng, M-150, yang populer di kalangan awam sebagai minuman penambah tenaga, juga mencantumkan aspartam pada tiap kemasannya, botol mau pun sachet.
Dari Google kemudian saya menemukan banyak sekali artikel tentang pro dan kontra masalah ini. Situs-situs berita seperti Detik dan Detikfood juga beberapa kali mengangkat isu tentang aspartam. Terakhir, saya menemukan Press Release yang dikeluarkan oleh BPOM pada 12 Februari 2010, yang isinya antara lain menyebutkan bahwa IDI (Ikatan Dokter Indonesia) tidak pernah mengeluarkan pernyataan tentang bahaya penggunaan aspartam. Bahkan Codex Alimentarius Commision (CAC), yaitu lembaga internasional yang ditetapkan FAO/WHO untuk melindungi kesehatan konsumen menyatakan bahwa dalam jumlah tertentu, aspartam aman untuk dikonsumsi.
Lantas dari mana berita tentang aspartam yang sekarang berseliweran itu berasal?
Ah, namanya juga berita. Di era digital seperti saat ini, ketika ratusan judul berita dan informasi menggelontor keseharian kita lewat berbagai media tanpa bisa dibendung, apa pun bisa terjadi. Benar atau tidaknya, akurat atau cuma hoax, saya rasa kitalah yang harus pandai-pandai menyaring dan memilah-milah informasi apa atau dari sumber mana yang bisa kita percaya.
aha, pesan berantai kayak gitu sampe sekarang masih ada ya, saya sih dari dulu ndak pernah percaya :D
aku emoh aspartam… mending pake gula tebu atau tanpa gula sama sekali. eh tapi kalo kopi harus pake gula dong, plus susu. biar aneka rasa, kayak hidupku! Ihiy!
Ada di daftar hoax di situs snopes.com ini mbok , masuk kategori false. Katanya memang gaweane “healt scare” artist yang iseng, mbuh karepe opo :P
ah isu ini pasti digulirkan pertama kali sama pesaing brand2 yg menggunakan aspartam itu.. persaingan yg udh ga sehat.
bir jg kl segelas sehari sehat, kan.. tapi kl kebanyakan, ya bikin mabok ~:>
Mbok ya sing sak pak dikirim nang omah ae ;))
Kenapa gak beralih ke brown sugar atau gulo jowo mbok,
lebih sehat,tanpa bahan pengawet :)
untuk cari aman pake yang alami2 aja deh, drpada kepikiran sendiri kecuali kalo kasus tertentu yg harus pake bahan khusus hehehe..:D
Bagusnya internet adalah memberi peluang kepada kita untuk rujuk silang ini dan itu — kalau mau :) Ketika belum ada internet, kita cuma ngandalin kertas-kertas dan menelepon ke sana-sini :D
setuju, harus cari tau kebenaran sebuah berita. nggak semuanya bener, apalagi dari mail mass. hoax dimana2 :D
semua yang berlebihan itu tidak baik, makanya batas maksimm penggunaan yang aman sudah diataur oleh lembaga yang berwenang..
*komen serius*
tapi kopas ae ya mbok , hihihihi..
Soal email-email hoax beginian selama nggak dibahas di tv, koran dan sejenisnya sih aku masih lenggang kangkung mbok.. cukup tahu aja, tapi nggak sampe percaya banget..
baca bismillah aja setiap makan, mbok…hehehe…
tapi kalo WHO udah bilang aman untuk dikonsumsi ya mudah2an emang aman… :D
postingan yang enak dibaca dan perlu
hmmmm……..mantaaap
salam kenal sista :)
thanks for sharing mbok…*komen serius juga*
iya sih kayanya aman2 aja kalo makenya gak berlebihan, tapi daripada pake itu mendingan gak pake gula sekalian deh kalo emang mau diet, ya enakan yang alami sih yaa..
*mulai milih2 makanan*
Pedomanku mudah, yang paling benar selalu yang alami.
Jadi kalau mau manis ya minumlah gula…. bukan yang lain :)
iya, ini udah lama terdengar. pdhl di sisi lain katanya aspartam lbh baik untuk penderita diabetes drpd gula. pada intinya memang segala sesuatu yg berlebihan itu nggak baik. vitamin C yang kebanyakan aja bisa bikin sakit :D
Menjadi ibu di jaman sekarang memang harus pintar dan cermat dalam memilah segala informasi. Diantara derasnya arus informasi, tidak cukup hanya sekedar tahu tetapi juga mencari tahu sumber informasi yang bisa dipercaya.
nic post salam kenal :)
yang alami2 emang paling mantaff… hhe
apapun itu, mengandung aspartam ato engga..
kalo berlebihan jd kurang sehat kan ya..
mungkin semacam black campaign dari produk-produk yang disebutkan? :D
who knows kan? :P
Informasi yang sangat berharga, simbok. Thanks for share
yah, memang harus pandai2 milah info. Andainya Dinas kesehatan aware hal2 seperti ini, dan punya situs resmi untuk meredam reaksi publik.. mungkin kita ga akan srg terkecoh..
*kemana harus menyalurkan ide ini?*
sakjane… kuncine lak “secukupnya saja” toh ya? asal nggak berlebihan, nggak pa pa. mau yg manis2 pake gula biasa juga nggak masalah, asal nggak kebablasan. :)
aku juga agak curiga sih waktu baca email berantai itu ketika sudah menyebutkan beberapa merk produk..eh jebule hoax to? ;)
thanks for the info, Mbok :)
Kita boleh waspada, tapi tak boleh kawatir berlebihan.
Yang paling bagus adalah mencari tahu dari sumber yang terpercaya.
Bagaimanapun, yang paling aman adalah makanan yang diolah original, tanpa pengawet. Namun kelebihan suatu zat tetap menimbulkan masalah jika terjadi dalam jangka panjang. Penelitian juga akan memunculkan hasil yang berbeda, tergantung dari bagian mana yang diteliti.
Contoh teh:
Dari penelitian, minum teh akan mengurangi penyerapan zat besi, padahal zat besi diperlukan untuk pembentukan daran. Namun minum teh juga mengurangi risiko kanker (lupa kanker apa)…
Dan..kita tinggal pilih kan….?
makanya aku minum air putih aja, mbok…
Hati-hati itu lebih baik, sebelum mencoba sesuatu yang masih meragukan :-D
Salam!
jadi aspartam itu boleh atau tidak mbok? *ga nyimak*
memang sekarang kita harus ekstra hati2 ya mbak saat memilih makanan yang boleh dikonsumsi. kadang orang kita ini kalau sudah dengar asalnya buatan luar, langsung saja dianggap bagus, padahal belum tentu itu lolos BPOM. Bisa saja itu sisa2 buangan dari negeri luar sono.
Yup mumpung ada google untuk konfirmasi kebenaran cerita, milis, hoax
* mestinya skill meng-googling masuk materi sekolah anak SD nih *
Hmmmm.. saya sih cari aman aja. :cool:
Saya selalu menggunakan gula asli selama ini, dan saya berusaha menjaga kesehatan. (meskipun keluarga saya ada turunan diabetes :D)
aku malah gak pernah denger aspartam
katrok !!!
:)) :))
tapi kalo pemanis buatan sering denger,, :P
Masih banyak koq hal berbahaya lain yang “dianaktirikan”. Semisal Monosodium Glutamat, Pewarna Tekstil di saos sambal merah menyala, Radikal bebas, Junk Food (termasuk jeroan), Rokok (buat yang ngerokok), pengawet makanan, polusi, dsb. Semuanya bahaya dengan tingkat relatif berbeda. Dan semuanya juga sering dikonsumsi sehari-hari. Sayangnya mereka belum terkenal aja
weh, saya baru denger malah..
aku sih blom pernah dapat sms seperti itu :)
makasih dah share mbok :D
ngecek info dari sumber yg bener ya mbok…I like this kind of post :)
lhaaa aku termasuk yg percaya itu…
and ngikutin kata2nya DV… pake yg paling alami.. ya tebu.. eh gula :P
kudu lebih hati-hati kayaknya :(