Tuhan yang saya maksud, adalah Tuhan saya. Saya tak tahu, apakah kita sedang menyembah Tuhan yang sama. Dan saya tidak peduli apakah memang Tuhan kita sama. Siapa Tuhan bagi Anda, atau banyak orang lain di luar sana, bukan urusan saya.
Ada suatu masa, ketika saya memilih untuk tidak memilih agama apa pun. Tidak Kristen, tidak Hindu, tidak juga Islam. Meski di KTP tetap tertulis Islam di kolom agama, saya dengan percaya diri mengaku ke semua orang bahwa saya agnostik. Tentu saya percaya bahwa Tuhan itu ada. Ia dekat, sangat dekat, lebih dekat bahkan dari batang leher kita. Saya tahu Tuhan melihat, dan selalu menjaga. Sesekali, saya dapat merasakan Tuhan sedang menertawai kebodohan-kebodohan saya. Ada saat-saat saya merasa harus datang kepada-Nya, dan bicara berdua saja. Menangis, mengadu, bertanya, tertawa-tawa. Berdua. Hanya saya dan Tuhan.
Pada satu titik, saya memilih untuk kembali meyakini Islam sebagai agama saya. Tanpa selebrasi, tanpa pesta, saya kembali menyebut Tuhan dengan ‘Allah’. Dengan logat Arab, bahasa yang dengannya kitab suci Al Qur’an dituliskan.
Tapi Dia tetap Tuhan yang sama. Teman bicara yang baik, yang menepuk-nepuk punggung dengan lembut ketika saya bersedih, yang menjawab pertanyaan-pertanyaan konyol saya dengan kalimat-kalimat indah.
Tuhan tidak pernah marah. Ia hanya tergelak ketika saya berbuat salah. Ia tersenyum penuh kasih, Ia menyambut dengan pelukan hangat, saat saya bersimpuh memohon ampun di kaki singgasananya yang agung.
Tuhan baik sekali. Ia mengasihi, bukan menghakimi. Ia mendengar, mendebat, bukan berteriak-teriak memaki. Ia membiarkan akal dan nalar saya memilih, apa pun yang saya yakini. Tuhan memberi saya waktu untuk berpikir, bermain-main dengan logika, memutuskan apa saja yang saya rasa paling benar. Tuhan saya tak pernah marah. Atau barangkali Dia marah, tapi Tuhan menunjukkan kemarahannya dengan cara yang paling elegan; lembut, penuh kasih. Tak pernah dengan pentungan. Belum pernah satu kali pun Dia membuat saya ketakutan.
Tuhan saya, mungkin Tuhan kalian juga, adalah Tuhan yang paling baik. Saya minta satu, diberinya saya tiga atau lima. Saya minta sepasang kaki yang kuat, diberinya saya sepasang sayap untuk terbang. Sayap yang kokoh, indah, seperti elang.
renungan yang bagus..
Tuhan yang memang minta di bela. Dia pasti bersedih melihat umatnya yag rela membunuh dengan alasan menegakan ajaranNya
Salah ketik duuh,..
Maksudnya..
Tuhan yang tidak minta di bela. Dia pasti bersedih melihat umatnya yag rela membunuh dengan alasan menegakkan ajaranNya
Hmmm renungan yang indah, Mbok.
Aku percaya Tuhan itu luar biasa banyaknya meski Allah adalah satu :)
pengen senyum aja baca renungan ini :)
Ilustrasi cantik….bald eagle …or golden eagle???
Tuhan memang baik banget….Dan Dia dimana mana….deket banget
I love ” the Only One”
terharu baca tulisan ini.
sadar selama ini sering melupakanNya.. :'(
Sabar Mbok… #eh
:-)
Pertama2 lakukan kegiatan yang Tuhan senengin. Nanti Bakal deh mengetahui hadirnya Tuhan.
i miss You…
tuhan yang tetap baik sama kita meskipun kita nakal :'(
Crying while reading this… inget saya sendiri inget keberlimpahan dari Tuhan saya…
Tuhan..
bahasan yang gak akan ada habisnya
paling menarik :-) *menurut saya
setelah perenungan ini, apa iya mbaknya sudah merasa cukup? :-)
dan apakah dengan mbaknya merenung, Tuhan nya mbak juga sudah merasa cukup?
apa kehidupan seSIMPEL ini? atau mungkin Tuhan punya suatu tujuan menciptakan manusia tapi kita tidak mengetahui dan tidak menyadari?
apa hanya merenung dapat menjawab pertanyaan2 ini? tanpa pengetahuan?? ^^
saya sangat setuju dengan pernyataan mbaknya..
” Ia membiarkan AKAL dan nalar saya memilih, apa pun yang saya yakini. Tuhan memberi saya waktu untuk berpikir, bermain-main dengan logika, memutuskan apa saja yang saya rasa paling benar.”
tapi apa mbaknya yakin sudah maksimal dalam penggunaan akal dan nalar mbaknya? ^^
memahami Tuhan tanpa bantuan ilmu?? ya sama seperti keadaan orang2 saat ini hehe
mohon maaf kalau saya seakan-akan menggurui mbaknya ^^
tapi bukan itu maksud saya. entah deh ya kalau sudah bahas Tuhan saya agak sedikit gimana gitu hehehe.. karna menurut saya memahami Tuhan itu nggak mudah mbak, tapi tetap wajib untuk dipahami :-)
iya mbak, memang benar Tuhan itu baik sekali ^^
oh iya, saya udah baca buku mbaknya “when silly met venus”
lumayan nambah pengetahuan ttg kehidupan bagi remaja seperti saya ini hehehee.. ^^
salam kenal ya mbaknyaa ^^
artikel yang bagus sekali semoga bermanfaat iyah gan :)
sangat memberkati :) trims
nikmat yang telah tuhan berikan tidak akan pernah berhenti :)
Masih berputar-putar sekitar “Konsep” …
Padahal ber-Tauhid sangatlah mudah, karena dekat dengan kehidupan keseharian …
Yes!! Tuhan baik, sangat baik, teramat baik!!
Lets share – monggo mampir :
http://bandunggrace.wordpress.com/2012/04/15/kasih-karunia/