Washington DC dan New York City
Menulis tentang perjalanan selama tiga minggu ke Amerika Serikat, sungguh bukan hal mudah. Ada ribuan foto, ratusan potongan kisah, berjuta hal menarik yang berputar-putar berebut tempat di kepala. Semuanya menunggu untuk dirangkai menjadi satu cerita yang runut, dan –seharusnya– enak dibaca.
Saya ingin memulainya dengan mengucap syukur tak terhingga kepada Tuhan. Kenapa dan bagaimana saya bisa terbang ke negeri yang rasanya tak terjangkau saking jauhnya itu, sepertinya memang hanya Dia yang tahu. Saya hanya wayang, yang bergerak sesuai apa kata Sang Dalang, yang maha empunya kehidupan.
Jakarta, Tokyo, Detroit, dan akhirnya Washington DC. Dua puluh empat jam yang sangat panjang sebelum akhirnya menginjakkan kaki di Amerika Serikat, negeri di mana saya menemukan banyak sekali hal baru. Terkaget-kaget, takjub, mellow gak jelas, semua rasa bercampur menjadi satu. Ada saat-saat saya begitu merindui rumah, juga anak-anak, di mana cinta dan kehidupan saya berpusat. Tapi anak-anak jugalah yang membuat saya bersemangat menjalani program ini. Kalau boleh saya bilang, untuk mereka berdua lah perjalanan ini saya persembahkan. Kelak, saya ingin mereka punya cerita indah dan membanggakan tentang ibunya.
Di Washington DC, kami tinggal cukup lama. Enam hari, kota yang terlama kami singgahi, sebelum terbang ke kota-kota lain, menjelajah The United States dari Pantai Timur hingga Pantai Barat. Packing, unpacking, packing dan unpacking lagi setiap beberapa hari, pergi ke berbagai kota dengan bermacam karakter orang-orangnya. Bertemu dan saling berbagi pengalaman dengan puluhan komunitas lokal, bercerita tentang negeri indah bernama Indonesia, tentang apa saja yang kami lakukan di sini, apa yang ingin kami lakukan setelah pulang ke tanah air, dan sebagainya.
Perayaan The 4th of July yang meriah, menonton pertunjukan kembang api yang penuh sesak dengan ribuan orang tumplek di seputar National Monument, menyusuri jalanan Georgetown yang indah saat malam. Berpanas-panas dan berfoto di depan patung Liberty, bertemu Fitri Mohan di New York City (yang dia bilang sebagai kopdar yang tertunda sekian abad lamanya, hahaha…), menjadi bagian dari begitu banyak orang yang masih memadati Time Square hingga tengah malam, nonton Mamma Mia!. Menahan napas karena takjub, ketika akhirnya saya punya kesempatan mendatangi Central Park. Mengambil puluhan gambar dari sudut-sudut yang biasanya hanya bisa saya lihat di internet, merasakan duduk sejenak di tepian danaunya, sungguh pengalaman yang tak akan terlupakan.
Pada satu kesempatan makan siang di rumah keluarga pak Ken Solomonson, Rabu 4 Juli 2012 di Washington DC, salah satu interpreter rombongan kami, pak Hengky Chiok, membuat saya nyaris tersedak menahan tangis. Beliau bilang, “I don’t know if you know about this: you’re here because of your blog. It’s not your concurrent position written on your bio. They sent you here because of your blog.”
*peluk erat Simbok sambil mbrebes mili* Untung aku seperjalanan denganmu ya, mbok. Aah..gak cukup kata-kata untuk dituliskan. Yang pasti terimakasiih atas *genggaman tanganmu* untukku selalu… :’)
terima kasih menjadi teman seperjalanan yg menyenangkan, mbak. kebayang kalo gak ada dirimuuuu :))
Terharu… We should definetly meet!
yes we should! yuk mbak cari waktunya :D
Keinginan yg kuat, selalu diberi jalan…..yg kadang tak pernah kita sangka
Komen diajeng Venus ttg impian remaja ku ttg Grand Canyon….tak pernah aku lupakan
“you dreams, tell the universe ……….etc etc…….”
Sekarang terbukti tow? One day datanglah ke Canada…ke west coast
mudah2an, mbak. doain satu saat bisa ke canada :D
life has it’s own secret…
I’m also proud of you mbok, always :)
makasih banyak, en :)
Simbook,, terkagum-kagum baca dan rasanya kok foto pertama plus kalimat terakhir itu magissss banget :) :)
Yang bikin wooooow… Amrik negara super power itu,, ruang terbuka hijaunya banyak dan bagus ya Mbok? kita kalah ya…. :|
central park itu katanya taman, tapi lebih mirip hutan sih. dan gedeeeee banget ujung ke ujung :D
iya, kita kalah di banyak hal, tapi di bbrp hal lain, sama aja kok :p
kalimat penutup di postingan pembuka yg manis: “they sent you here because of your blog”. ditunggu kisah selanjutnya mbok. pelan2 aja, gak usah kayak lomba lari. saya menulis catatan perjalanan udah lewat 2 bulan tapi masih bisa menginspirasi orang lain kok *puk puk*
halah :))
kalo kelamaan gak ditulis2 keburu lupaaaa :p
waaaaaaaaaa merinding baca yang terakhir..
duh simbooookk mendadak rinduuuuu :’)
hehehe hayuuuk kapan ketemuan lagiiii? :D
Ditunggu kisah ke 2,3,4 sampai ke 100nya, mbok.
yg ke-2 udah ditulis ya :)
The power of blogging juga yang bikin kita saling kekep-kekepan saat ketemu di Double Tree itu. Itu kopdar bersejarah yang akan selalu kuingat sepanjang masa mbok. :*
Subhanallah yah, mbok. Memang kita sebagai wayang ga akan tahu apa yang akan dilakukan sang dalang. berarti mbok wayang yang kece. wayang favoritnya si dalang. buktinya, ya ini. keren lah, mbok.
oia, Katy Pery datang ga pas Perayaan The 4th of July ?
mbok.. paragraf terakhir itu bikin merinding deh…
Terima kasih mbok untuk selalu menjadi inspirasi kami