Ini adalah penyelaman terakhir hari ini. Dari empat yang sudah dijadwalkan selama dua hari berada di Pulau Pramuka, kali ini kami berenam rasanya sudah jauh lebih tenang dan tertib. Sesekali memang masih ada saja yang terpisah, tiba-tiba berada jauh di depan mas Firman, instructor yang sekaligus jadi leader kami semua. Sekali waktu, mas Yudi –instructor yang satu lagi– bahkan harus menjemput si bandel ini, memintanya kembali bergabung dengan group, saking jauhnya dia terpisah.
Di kedalaman 5 meter, mas Firman memberi isyarat supaya kami semua berhenti untuk melakukan safety stop. Selama 3 menit, kami semua harus tetap berada di kedalaman 5 meter sebelum perlahan-lahan naik ke permukaan. Dari sini, permukaan terasa sudah begitu dekat. Temperatur air di sekeliling kami juga lebih hangat. Sesaat lagi, setelah penyelaman terakhir ini selesai, kami semua akan kembali ke penginapan, makan siang, beberes, dan segera kembali ke dermaga Marina Ancol dengan speed boat pukul 2.30 sore.
Perlahan, mas Firman menghampiri saya, memberi tanda dengan menautkan ujung telunjuk dan ibu jarinya membentuk lingkaran. Huruf O yang berarti dia menanyakan apakah saya baik-baik saja.
“Are you okay?”
Saya menjawab pertanyaannya dengan melakukan gerakan yang sama: huruf O yang dibentuk dengan menautkan ujung ibu jari dan telunjuk.
“I’m okay.”
Padahal bukan itu yang saya rasakan. Kalau saja bisa, saya pengen teriak. I AM MORE THAN OKAY. I’M DOING GREAT, MAS FIRMAN!
Kemudian saya bersiap untuk berenang menjauh, dan menikmati menit-menit terakhir berada di dunia baru yang menakjubkan ini. Tapi belum sempat saya memalingkan wajah, iba-tiba tangan kanan mas Firman terulur ke arah saya. Dengan bingung, saya jabat juga tangannya. Dia ngajakin high five, saya beri dia high five, meskipun saya masih bingung apa maksudnya. Saya melakukannya semata karena gak-ngerti-dan-ngikut-aja-biar-cepet. Hahahah.
Ada yang berbeda pada dive terakhir ini. Setelah semua ada di permukaan, mas Firman dan mas Yudi bergantian memberi selamat dan menyalami saya dan lima teman baru saya; Ryan, Amel, Sari, Abay, dan Fathur.
“Congrats, kalian lulus. Kalian resmi menjadi open water diver!”
Kalimat yang segera disambut oleh kami semua dengan teriakan gembira. Yay!
Buat saya, ini bukan hanya layak disambut dengan sukacita. Saya terharu karena akhirnya sanggup mengalahkan ketakutan-ketakutan saya. Ketakutan yang buat orang lain barangkali sesuatu yang tidak masuk akal. Bayangkan, sekian lama saya begitu takut laut. Bukan hanya takut berenang. Bahkan berdiri di pantai yang landai dan banyak orang sekalipun, hempasan sisa ombak kecil yang menyentuh kaki saja sudah sanggup membuat saya panik dan bergegas lari menjauh dari air. Seolah-olah ada kekuatan dahsyat yang akan menyeret dan menenggelamkan saya ke tengah laut tanpa saya bisa melawan. Laut, selama ini, hanya terlihat indah dalam foto-foto dan postcard. Di dunia nyata, buat saya, laut adalah makhluk raksasa terbuat dari jutaan kubik air yang maha menakutkan.
Sehari sebelumnya, sesaat setelah penyelaman pertama…
Dari jarak beberapa meter, Abay menatap saya dengan ekspresi wajah yang tak bisa saya terjemahkan. Air laut yang siang itu tidak begitu jernih membungkus tubuh kami ber-enam. Abay lantas menunjuk-nunjuk dengan wajah cemas.
“Eh, idung lo…”
“Hah? Kenapa emang hidungku?”, saya melepas masker cepat-cepat.
“Idung lo…”
Detik berikutnya saya sadar, ada bercak darah di bagian dalam masker yang baru saja saya lepas. Refleks saya mengusap mulut dan hidung untuk memastikan bahwa darah itu memang berasal dari mulut atau hidung. Benar saja. Hidung dan mulut saya bukan hanya basah oleh air laut, tapi juga karena sedikit darah segar yang mengalir. Saya langsung lemes. Lhoooh kok mimisan? Kok saya doang yang mimisan, kok yang lain enggak? Pikiran-pikiran serem mulai memenuhi kepala. Saya takut ini sesuatu yang serius. Gimana kalo saya kenapa-kenapa, gimana kalo ternyata saya gak sehat dan memang gak mungkin diving? Duh, sedih banget.
Di tiga dive berikutnya, kejadian seperti ini selalu terulang. Setiap kali naik ke permukaan, saya menemukan bercak darah di masker dan lubang hidung. Tapi makin ke sini saya semakin siap mental. Pada penyelaman terakhir, saya bahkan udah setengah yakin bahwa nanti pasti akan mimisan lagi. Beberapa meter di bawah permukaan laut, ketika pelan-pelan kami semua bergerak naik, saya kembali merasakan sensasi khas; sesuatu yang hangat mengalir turun di dalam rongga hidung. Tapi kali ini saya merasa biasa-biasa saja, tidak lagi lemas dan panik seperti kemarin. Berkali-kali mas Yudi dan mas Firman meyakinkan saya bahwa gak ada yang perlu ditakuti. Mimisan terjadi karena ada yang salah waktu saya melakukan equalizing. Jadi itu aja yang saya pegang: ini gak bahaya, jadi gak usah takut, gak usah lemes, gak usah lebay.
Dengan semua yang saya alami selama mengambil open water diving course sampai ke tahap ujian, boleh dong kalau saya bilang bahwa hari Minggu 22 September kemarin adalah salah satu hari yang termanis? Proses belajar saya lumayan horor, penuh drama dan berdarah-darah. Literally berdarah-darah. Karenanya, saat-saat ketika mas Firman menyalami saya di bawah laut –saya satu-satunya yang dia beri selamat di dalam air, di antara ikan-ikan dan koral. halah!– adalah momen kemenangan yang akan saya rayakan sepanjang hidup. Sekali lagi telah saya buktikan, bahwa tak ada yang tak bisa kita lakukan jika kita mau belajar.
Note:
DO Adventures
Gelanggang Renang Senayan
Contact: Firman Adiyaksa
info@divingoceanadventures.com atau 021- 36290 888
selamat..congratz..safely dive always
makasih masiman yang baiiiik ;))
selamat mbok. saatnya plesiran untuk diving
iya. yuk git jalan2 git :))
Yay!! Turut berbahagia simboknya. Saya kapok nyelem. SIM selam nganggur sejak 1999 :))
lho. kapok? ayo nyelem lagi, nyah :))
Huwaaaaaa… Selamat!
Jangan lupa sama daratan ya, mbok. *diceburin*
oh, aku masih manusia daratan, kok. belum berencana jadi diver yg hard core :))
simbok keren..!
btw itu villa de’lima ya? saya kalo lg tugas jg nginep disitu :)
makasih, masmikow. nah, aku lupa apa nama penginapannya. *dijitak* :))
iya bener ada 5 buah bangunan 2 lantai jadi totalnya 10 kamar. kantorku ada di sebelah utaranya :)
ooo kantormu di situ? jadi nama penginapannya delima ya? baiklah. thx infonyaaaa :D
semoga persiapan ini terbayar sempurna nantinya mbok ^^ CONGRATZ !
hehehe. makasih diduuuut
Horeee… Selamat ya, mboook! *joged landak*
thanks aftri :D
Besok-besok bawa kamera anti air buat motret, mbok…
belum punya, chik. ntar aja belinya kalo udah gajian :))
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkk….kereeen! kapan yak bisa nyempetin hihi…
ya ayoooooo ;))
aaaaaa! Aku juga sama nih mbook.. takutan banget diving. udah pernah nyoba dan masih takut. Tapi kayaknya akan lebih berani ambil laisens nih abis baca tulisanmu. semangkaaaa! :D
Kak Titiw coba baca blog aku yang ini deh hehehe :3 http://natalixia.com/2013/09/20/scuba-diving-and-me/
Ayo aku temenin kalo mau nyoba belajar lagi, tiw :D
ayo tiw aku temenin kalo mau blajar nyelem :))
Yeayyy!! Selamat ya Mbok!!! Aku happy banget lho (tapi sedikit envy) kalau ada penyelam-penyelam baru..
Haha, kadang malah suka pengen bilang “Aku udah coba duluan di tahun 2009 lho” tapi gak guna juga ya, habis itu aku belom nyelam lagi hahaha
thank you, nath :D
“Komen ini dibuat bukan karena paksaan dan tekanan terhadap sindiran di Twitter. Komen ini sebagai bentuk ucapan yang murni atas keberhasilan simbok menaklukan bawah laut untuk pertama kalinya..”
EH SIMBOK KEREN!! Selamat yaaaa…. :* #tomprok :lol:
hahaha komennya ngeselin. thanks men :D
Cie cieeee…. keren banget mbokkkk… so proud of you…
Btw, itu di foto, simbok yg mana? kok yg cewe cuma ada 2 sih mbok???
*minggat sebelum dipenggal* :)))
heh! sini masih cewek 100% yaaaa :))
huwaaaaaa… selamaaatt! Aduh, jadi makin sakau nyilem iniiiiii!
thanks dinda. yuk nyelem :D
aku mau punya license deh mbook biar keren kayak simbok. sekaligus persiapan kalau menang kontes anu #dibejek
Dear mbok venus, saya open water awal tahun 2013 mengalami hal yg sama, keluar darah dr rongga mulut dan hidung. Tapi itu wajar karena kita terlalu excited ketika pelan2 turun di kedalaman. Harusnya sering2 equalizing dan harusnya diving :) sesering mungkin.
Salam
hehehe makasih infonya. iya nih equalizing blm pinter :D
bravooo maaak hehehehe….ah, dramatis sekali hingga berdarah-darah hihihi….ayoo ayoo kapan diving bareeeng :D>..
It’s a awesome as well as very helpful little bit of info. We’re happy which you simply contributed this handy information here. Make sure you stop us updated in this way. Thank you for giving.