Dua minggu yang lalu, saya ngabur sejenak ke Bali bersama anak-anak saya. Liburan singkat yang menyenangkan. Lumayan me-recharge hati dan otak. Jadi sebenarnya, belum ada rencana untuk jalan ke Bali lagi dalam waktu dekat.
Tapi sore itu, saya ditelepon oleh Adham, salah satu temen blogger. Dia ngajakin ke Bali. Gak lama, katanya. Satu malam aja. Kali ini bukan buat bersenang-senang, bukan buat belanja atau dugem. Tapi ini media trip bersama XL Axiata dan rekan-rekan wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di Indonesia. Dalam kunjungan singkat ini, kami semua akan berkesempatan menguji –lebih tepatnya membuktikan– seberapa cepat koneksi LTE atau lebih akrab kita kenal sebagai koneksi 4G di area penyelenggaraan KTT APEC di kawasan BDCC, Nusa Dua-Bali.
Pesawat yang membawa rombongan media dari Jakarta mendarat mulus di bandara Ngurah Rai –yang masih belum selesai direnovasi itu– beberapa saat sebelum matahari terbenam. Kami lantas segera meluncur ke hotel Santika Siligita di Nusadua untuk check in, dan kemudian menuju ke Marriot dengan bus. Di Marriot, sambil menunggu antrian makan malam yang disajikan buffet, saya sempat ngobrol dengan para punggawa dari XL yang memamerkan hasil speed test koneksi di berbagai device yang dijembreng di atas meja panjang. Wuah, bener-bener deh kalo di rumah ada koneksi data sengebut ini, betapa indahnya. Betapa makin mudahnya segala urusan pekerjaan sehari-hari. Ngeblog akan lebih enak, upload foto dan video ke blog juga lebih gampang. Mau nge-youtube juga gak perlu bete nunggu buffering. Gak usah sebel karena video delay dan ngelag putus-putus.
Tapi dalam press conference malam itu, saya baru tau bahwa ada yang jauh lebih penting dari sekadar ngeblog, browsing, dan menjelajah youtube. LTE, di masa depan jika koneksi 4G udah ada ijin launch komersial dari yang berwenang, akan sangat membantu banyak hal. Bayangkan. Dengan jaringan 4G yang lancar jaya dan mulus seperti ini, kelas-kelas virtual akan lebih mudah diadakan melalui video conference, Google hangout, atau streaming di Youtube. Jaringan seperti ini juga memungkinkan seorang dokter ahli bedah memandu jalannya operasi dari tempat lain, dengan cara memberi instruksi lewat video call. Itu hanya dua contoh dari banyak sekali hal luar biasa yang bisa kita manfaatkan dengan jaringan 4G.
Sayangnya, belum ada kabar tentang kapan tepatnya jaringan LTE ini akan bisa digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia. Tinggal nunggu regulasinya aja nih, karena sebenarnya, secara teknologi, kabarnya XL dan Huawei (partner XL Axiata untuk ini) sudah siap. Sayangnya lagi, koneksi 4G di Bali ini hanya akan digunakan sampai event APEC selesai. Setelah itu, ya lagi-lagi balik ke ijin dari pemerintah lah. Kapan? Ya gak tau. Kita sebagai pengguna cuma bisa berharap, koneksi LTE ini bisa segera launch dan menjangkau seluas-luasnya wilayah Indonesia. Biar kita lebih cepet pinter. Ya toh?
Ini XL sama plat merah sama-sama cuma njajal buat APEC Conference doang. Padahal kan harusnya udah bisa dilepas ke publik nih..
Harusnya ada test area di Jakarta. cc @adhams
denger2 sih di jakarta juga udah ada di bbrp titik. cuma gak di-publish aja karena memang terbentur regulasi. infrastrukturnya udah siap kok katanya. tinggal switch dari 3G ke LTE. tapi karena blm ada ijin commercial launch ya gak bisa.
Ijinnya memang cuma di APEC. Kalo main lepas di publik tanpa ijin resmi, itu frekuensi apa kabar? Bisa interferensi.
asik. adhams sudah bersabda :)))
hanya bs berharap kl soal koneksi ini, standar internet baik ya youtube(an) tanpa buffer sudah bersyukur ^^
koneksi 4G gitu, perlu gadget baru atau gadget yang beredar sekarang juga bisa pake buat koneksi 4G itu?
*ga ngerti teknisnya*
*menunggu ada yang ngejawab pertanyaannya billy
sudah dijawab yaaaa :D
device-nya tentu harus yg udah support jaringan 4G dong ah :p