Kalau dulu Kota Batu (yang dulunya masuk wilayah Kabupaten Malang) dikenal sebagai Kota Apel karena memang merupakan daerah penghasil buah apel, kini Batu punya ikon baru: Museum Angkut.
Berlokasi di Jalan Terusan Sultan Agung, Museum Angkut+ Movie Star Studio ini diklaim sebagai yang pertama dan terbesar, bukan hanya di Indonesia, namun juga di kawasan Asia.
Pertama kali mendengar tentang museum ini dari adik bungsu saya yang tinggal sepelemparan batu dari perbatasan Kota Batu dan Malang, tadinya saya skeptis. Tahu sendiri, kebanyakan museum di sini keadaannya –biasanya– mengenaskan. Semacam hidup segan tak mati-mati kan, ya? Sudahlah sepi pengunjung, packaging-nya jauh dari menarik, yaaa gitu deh.
Tapi jika sekali waktu Anda berkunjung ke Malang, cobalah mampir ke Museum Angkut ini. Siapkan waktu setidaknya setengah hari, karena jatah waktu 2 jam untuk mengelilingi seluruh bagian museum ini sungguh jauh dari cukup. Hehehe..
Saya yang gak paham otomotif aja langsung merasa bahagia (iya, saya memang gampang dibahagiakan, hahaha) begitu memasuki area Pasar Apung, yang mengantar pengunjung ke zona-zona berikutnya di museum yang keren dan fun ini. Apalagi begitu masuk ke main hall, dan selanjutnya menyusuri satu demi satu zona yang ada di sini. Gemes banget melihat ratusan mobil vintage yang terlihat masih sangat bagus, terawat, dan catnya mengkilap berwarna warni. Mirip koleksi die cast mobil milik anak-anak saya, haha.
Bukan hanya memamerkan koleksi mobil antik (dan pasti SANGAT MAHAL), museum ini juga punya koleksi berupa berbagai alat transportasi di dunia, dari yang tradisional menggunakan tenaga manusia, tenaga uap, sampai helikopter kepresidenan yang pertama pun ada di sini!
Tanpa bermaksud meremehkan pihak-pihak tertentu, saya rasa Museum Angkut ini jadi keren banget karena dimiliki dan dikelola oleh pengusaha lokal/swasta. Kelihatan sekali bahwa museum ini dpikirin dengan serius, dan diurus dengan sangat baik. Mungkin, ya. Mungkin.
Bahkan tempat makannya pun dibuat unik dan sangat menarik. Nama semua makanan dan minuman yang dijual di sini, semua ada hubungannya dengan dunia penerbangan. Ada jet potato wedges, turbulence noodles, flying fries, dan sebagainya. Lantai food court-nya juga dibuat mirip runway di bandara. Kursi makannya menyerupai kursi pesawat (atau memang kursi pesawat?).
Sayangnya, waktu yang terbatas membuat rombongan dari Indonesia Travel tidak dapat berlama-lama menjelajahi seluruh bagian museum seluas 3,8 hektar ini.
Oiya, kejutan menyenangkan juga ada tepat sebelum pintu keluar. Jadi pengunjung akan melewati lorong menyerupai gerbong kereta api, lengkap dengan goyangan dan suara khas kereta api beneran, dan jendela kereta yang menyajikan sensasi pepohonan dan rumah-rumah yang seolah berlari. Saya dan Mbak Terry ketawa-tawa norak waktu nemu lorong ini. Asli lucu. Ahahaha..
Jangan lupa, next time Anda jalan-jalan ke Jawa Timur, sempetin mampir ke Kota Wisata Batu, ya!
Museum Angkut+ Movie Star
Jalan Terusan Sultan Agung 2, Batu, Jawa Timur
Harga tiket: Rp 60 ribu (Senin-Kamis), Rp 80 ribu (weekend dan hari libur)
Additional charge untuk kamera: Rp 30 ribu
This trip is provided by the Ministry of Tourism of the Republic of Indonesia, VITO Singapore, Garuda Indonesia-Singapore, and Nuffnang
Wah, itu mobil2 kunonya boleh dipinjem buat shooting nggak ya?
coba aja, Nyah. siapa tau boleh ;))
Wah dulu pas ke Batu blum ada ni!
Seru jg sptnya! :-)
seru banget! ke sana deh kapan2 kalo ke Batu lagi :D
museum angkut ini kalo di Jakarta setara dengan museum transportasi kali ya, mbok?
kalo delman ada gak disana mb?? :D
Pokoknya kalau ke Malang museum ini tak boleh terlewatkan. wajib dikunjungi,,,, Berarti yang mengelola museum ini pihak swasta yaw kak? dan nggak ada sangkut pautnya dengan pemerintah???