Judulnya fitnah banget, yak? Mana mungkin saya doyan belanja? Hehe.
Tapi sebagai warga negara yang baik, haish, saya juga pengen dong bantu-bantu apalah apalah untuk memajukan negara saya. Paling nggak, lewat blog, pengennya saya bisa menyumbangkan informasi yang baik dan berguna untuk semua.
Adakah yang dateng ke acara Investor Summit 2015 di Gedung Bursa Efek Indonesia beberapa waktu yang lalu? Saya gak dateng, karena kebetulan memang lagi gak bisa dateng. Pengen sih. Namun apa daya…
Dari cerita temen-temen yang hadir di acara ini, saya denger bahwa Bursa Efek Indonesia punya program baru. Namanya #YukNabungSaham.
Ini menarik, karena selama dua tahun saya belajar tetang investasi saham, saya lebih suka trading dengan timeframe pendek sampai sedang, bukan long term investing. Ada sih, keinginan untuk rutin beli saham tiap bulan untuk simpanan jangka panjang. Tapi selalu ada aja alasan yang membuat calon simpanan itu akhirnya saya jual. Gemes kalo liat profit yang udah lumayan, haha.
Nah, karena secara profil risiko saya merasa lebih cocok (dan nyaman) masuk ke market sebagai swing trader, biasanya itu juga yang saya tularkan ke teman-teman yang pengen belajar, atau setidaknya tertarik untuk bertanya seputar dunia saham ke saya. Tapi belakangan, setelah trading 2 tahunan lamanya, saya mulai berpikir untuk lebih banyak nabung saham aja. Yaaa masih akan tetep trading tentunya. Tapi barangkali porsinya akan lebih banyak beli-lalu-lupakan dibandingin yang untuk trading.
Kata para ahli, pada prinsipnya, kalau mau aman, berinvestasilah di emiten yang baik dan kuat secara fundamental. Anda boleh jadi trader, boleh jadi investor yang bukan trader, tapi nomor satu, pilihlah hanya emiten yang fundamentalnya bagus. Trader biasanya menggunakan analisis teknikal untuk mengamati (dan memanfaatkan) pergerakan harga. Tapi tetep aja harus milih barang bagus untuk mengurangi risiko.
Waktu awal belajar dulu, saya memilih hanya perusahaan-perusahaan yang ada di LQ45. Ini adalah daftar 45 emiten yang sahamnya paling likuid, dan paling aktif diperdagangkan. Setelah beberapa waktu, saya menemukan bahwa saham-saham di Kompas100 juga ‘lucu’ untuk swing.
Sekarang, setelah mempertimbangkan untuk mengurangi frekuensi dan porsi trading, saya harus mulai memilih-milih, saham apa yang relatif aman dan punya potensi keuntungan yang bagus dalam jangka panjang. Saya menjatuhkan pilihan pada saham sektor perbankan, konstruksi, dan consumers goods. Menurut saya, 3 sektor ini gak akan ada matinya. Yaaa fluktuatif, naik turun ngikutin trend sudah pasti ada. Risiko juga pasti tetap ada. Namanya juga investasi, mana ada yang tidak berisiko, ya gak? Tapi secara umum, yang tiga itu tidak akan membuat saya stres takut kenapa-kenapa, hahaha…
Untuk swing (tapi kali ini saya gak akan beli dan simpan pendek-pendek), saya pilih… mining. Dalam hal ini, saya pilih saham ADRO. Ehehehe. Serem? Gak juga, ah.
Saya milih ini karena logika saya bilang, kita masih sangat butuh coal untuk pasokan listrik. Satu-satunya bahan bakar yang murah untuk pembangkit listrik, yang terjangkau, ya batu bara. Kata Pak Boy Thohir, Indonesia sudah tak bisa menggunakan bahan bakar minyak (BBM) lagi sebagai pembangkit listrik karena harganya yang sangat mahal. Satu-satunya energi murah yang dimiliki oleh Indonesia sebagai pembangkit listrik hanya batu bara.
Betul, dalam satu tahun ini harga batu bara terus anjlok. Pak Boy Thohir, CEO PT Adaro Energy Tbk yang juga komisaris BEI bahkan menyatakan akan menurunkan produksi batubaranya pada tahun depan. Karena permintaan dan harga batu bara yang terus turun sepanjang tahun ini, saham ADRO bahkan pernah turun sampai di bawah Rp 500 rupiah per lembarnya. Year to date, tercatat harga saham ADRO sudah turun kurang lebih 47%, lhoh. Masih menurut Boy Thohir, perusahaannya bahkan harus merevisi target produksi tahunan, saking jatuhnya harga batu bara di pasar dunia. Wuiih…
Tapi justru karena sekarang harga coal (dan saham di sektor ini) lagi murah banget itulah, saya memutuskan untuk memasukkan saham emiten punya Pak Boy Thohir ini ke dalam shopping list saya. Logikanya, satu saat nanti jika harga batu bara dunia kembali normal, harga saham ADRO akan balik ke harga yang juga normal. Saya gak berharap muluk-muluk bahwa harganya akan balik ke harga tertinggi saat jaya-jayanya di tahun 2011, sih. Tapi kalo naik sampe ke angka 800 atau 900 atau bahkan di atas itu, artinya itu udah naik lumayan banyak dibandingin harga sekarang. Entah kapan, atau entah berapa bulan/tahun kita harus menunggu, tapi saya yakin satu saat akan ada masa panen yang indah untuk tabungan saya yang satu ini. Siapa tau tahun depan harga saham ADRO-nya Pak Boy Thohir ini udah 800-an. Alangkah menyenangkannya. Hehe..
Secara bisnis, saya yakin Pak Boy Thohir juga udah punya strategi bagus supaya perusahaannya tetap sehat dan menguntungkan. Bakat pemimpin dan bakat berbisnis dari ayahnya, Bapak Teddy Thohir pasti sedikit banyak turun juga ke anak-anaknya, Erick Thohir dan Boy Thohir. Jadi saya gak ragu belanja saham perusahaannya sedikit-sedikit setiap bulan, untuk dipanen nanti, pada saat yang tepat.
Disclaimer: ini bukan ajakan atau anjuran untuk membeli/menjual saham tertentu :p
Sinyalemen buy nih?
bukan dong. kan udah ada disclaimer :D
Gimana dan dimana sih mbok beli saham? Aku lg ada uang nganggur yg mungkin baru akan kepake 5-6 tahun lagi. Oke beli saham atau emas?
kalo aku ya mendingan beli saham. hehe.
gimana dan di mana belinya, coba klik tag investasi di blogku deh :D