Sebenarnya, ada beberapa hal yang buat saya mengganggu banget belakangan ini. Ini soal kebiasaan kita, orang Indonesia yang by nature memang doyan ngobrol ini, menggunakan aplikasi WhatsApp. Jangan salah, saya juga pengguna WhatsApp. Fungsi WhatsApp untuk saya lebih ke memperlancar urusan pekerjaan. Saya juga nge-grup dan sesekali ngobrol gak penting, tapi ya gak segitu gak pentingnya sampai ngawur juga.
Sampai sini paham?
Nah, tadi saya bilang ‘beberapa’. Sekarang mari kita bahas, kebiasaan apa aja yang gengges-gengges itu.
1. Share artikel/tulisan dari portal-portal gak jelas, TANPA CEK DAN RICEK
Ayolah, apa susahnya sih googling dan mencari tahu informasi yang benar? Jangan asal ada gosip heboh langsung share ke grup. Kalau hoax, gimana? Kalau beritanya salah, atau datangnya dari portal/pihak-pihak yang memang doyan menyebar fitnah dan kebencian, gimana? Nanti kita ikut nanggung dosanya, lho. Itu gawai cerdasnya dimanfaatkan dengan cerdas juga, dong. Googling lah paling nggak. Jangan asal share. Apalagi kalo cuma modal ‘katanya’, ‘kabarnya’, ‘dari grup sebelah’. That sucks. Reaaaaaally really sucks.
2. Copy paste ayat-ayat dan ceramah keagamaan
Saya akan seneng-seneng aja diceramahin, kalau grupnya memang grup pengajian, atau memang forum untuk diskusi tentang agama. Yang lebih sering terjadi, atau setidaknya yang saya alami, adalah di HAMPIR SEMUA GRUP, adaaaaaa aja yang hobi sebar-sebar ayat dan isi ceramah yang LAGI-LAGI cuma hasil copas. BANGGA AMAT SIH, COPAS SANA SINI? Heran, deh! Kalo cuma copas, anak SD juga bisa.
Maksud saya, kalau memang Anda punya opini atas sesuatu, TULISLAH SENDIRI opini Anda itu, lalu bagikan. Itu pun di forum atau group yang sesuai. Gak lucu banget kalo grup keluarga, grup ibu-ibu arisan, isinya cuma tukeran tulisan contekan (yang belum tentu bener pula isinya) ceramah, ayat, nasihat untuk memperbanyak solat dan zikir itu, setiap hari. Bukan berarti saling menasihati itu salah. Tapi menurut saya, semua ada tempat dan waktunya masing-masing. Dan untuk saya sih, soal agama dan keyakinan sudah masuk di ranah pribadi. Lha kalo saya non muslim, gimana? Kalo saya atheis, gimana? Alangkah gak nyamannya. Lagian, memangnya situ siapa, ngatur-ngatur urusan agama orang? Situ Tuhan?
3. Ikut-ikutan membahas isu yang sebenarnya tidak dipahami
Ini mirip dengan yang nomor satu sih. Paling sebel kalo mulai banyak yang LAGI-LAGI copy paste, bukan tulisan sendiri, sesuatu tentang LGBT (karena yang ini memang lagi rame banget di mana-mana). Yakin Anda paham dan ilmunya cukup mumpuni untuk ngebahas soal LGBT? Atau hanya ikut-ikutan karena di grup sebelah orang-orangnya juga ramai-ramai menebar ketakutan dan kebencian? Anda ikut-ikutan takut bahwa ada kaum tertentu yang sedang berusaha menghancurkan masa depan bangsa kita?
Ya Allah, jauh amat ngayalnya!
WAKE UP! Ayo deh, pinteran dikit. Bacalah lebih banyak, galilah informasi lebih banyak, dan carilah yang sumbernya jelas dan kredibel. Sekali lagi, buat saya pribadi, akan jauh lebih terhormat jika yang Anda bagikan itu opini Anda sendiri. Mau setuju LGBT ya silakan, gak setuju ya silakan. Berbeda itu tidak apa-apa, kok. Yang menjijikkan adalah jika kita lantas menganggap bahwa opini kelompok kitalah yang paling benar. Yang lebih menjijikkan? Menyebarkannya mentah-mentah ke mana-mana, padahal ilmu kita gak nyampe sana. Padahal modal kita cuma ‘katanya’. Merasa gak terlalu ngerti, tapi sudah keracunan isu pengrusakan moral dan menjadi paranoid karenanya? Kalau begitu diamlah. Daripada salah ngomong, salah sebar informasi, tampak bodoh karena tidak paham konteks, lebih baik diam. Lebih baik fokus mencari/membaca konten positif yang jelas-jelas ada manfaatnya.
Tadi pagi saya nemu tulisan yang luar biasa bagus dan indah. Judulnya Ibu Haji Usman dan Kenaifan Kita Soal LGBT.
Oh, nggak. Saya gak mempromosikan siapa-siapa. Saya cuma cerita, bahwa tadi pagi kebetulan nemu dan baca artikel yang bagus banget tentang LGBT dan adat istiadat orang Bugis yang sudah ribuan tahun umurnya. Ada beberapa bagian yang membuat saya manggut-manggut setuju, sekaligus tertawa miris, karena memang inilah yang terjadi di sebagian besar masyarakat kita. Berikut saya quote sedikit, siapa tahu Anda memang terlalu pemalas untuk membaca artikel aslinya.
…Refleksi bahwa di abad di mana kehebatan pengetahuan dan kemajuan teknologi menjadi panglima, ternyata kita masih sangat suka berpolemik tentang hal yang tidak subtansial.
Jika benar identitas gender adalah penyimpangan, adalah sebuah penyakit, sehingga bisa ditularkan melalui kampanye, tentu tidak akan pernah anak bangsawan Bugis diserahkan kepada kelompok LGBT.
Sebuah tradisi, adat istiadat ribuan tahun di dataran Sulawesi Selatan, bahkan mampu sedemikian arif menyikapi persoalan LGTB. Atau justru kemajuan yang kita puja-puja itu adalah juga berarti kematian kemanusiaan? Jika benar, jangan-jangan kita justru telah menjadi mesin, bukan manusia lagi.
Tulisan yang jujur, cerdas, tidak mengada-ada, berdasarkan fakta (karena beliau memang orang Makassar yang tahu budaya Bugis), tidak mencari-cari pembenaran, tidak menuding atau menyalahkan yang tak sependapat.
Ya sudah. Saya cuma pengen menumpahkan kegemasan dan kemuakan saya atas kebiasaan jelek kita broadcast berita dan copy paste sembarangan. Semoga kita semua dilindungi dari fitnah, dari dosa menyebarkan fitnah dan hoax, juga semoga kita semua bersedia belajar menjadi pengguna internet yang lebih cerdas. Mosok gak pengen jadi bangsa yang cerdas, sih?
*gambar dari sini
Lha kok sama mboook? Aku yo lelah dengan semua share copas sana siniiii.
Yaelaaaah, punya opini pribadi kek. Apa kek. Dan, klik itu link yang dikasih, cari tau dulu sebanyak-banyaknya sebelum menghakimi ina inu. Aku sampe bikin template kata-kata THINK BEFORE SHARING biar pada dipake dulu otaknya sebelum nyebar-nyebar berita nggak jelas.
This article speaks my mind precisely :D
itulaaah. duh!
Wahahaha karena rajin ngoreksi setiap broadcast yang masuk aku udah kena sanksi sosial berupa dikucilkan dari grup alumni angkatan yang so-called-reijius, disuruh dzikir oleh temen SMP yang dulu nakal sekarang udah tobat dan tentunya jadi haters pemerintahan sekarang, dan tentu saja dinyinyirin
Nampaknya dualisme akademis dan kecerdasan sudah terjadi!
tadi malem akhirnya aku ‘meledak’ di grup ibu2 RT karena udah muak gak karuan. sebel.
I feel you mbok.. Untungnya (atau sayangnya?) grup whatsappku sekarang ini kebanyakan soal kerjaan, jadi gak didominasi oleh para copy-paster.. Tapi suka sebel dengan yang copas melulu hahaha
hhhh… lelah yak. capek aku :D
Hahahaha. Sama gemesnya gue mboook. Makanya sekarang rajin banget klik unfollow temen2 yg suka nyebar berita gini. Timbang marai emosi
itu kan di twitter atau fb. kalo watsapp grup? :D
Nice article Mbok. Kalau aku sih gemesnya sama grup-grup yang kerjanya bagiin foto porno mulukk dan ya tema esek-esek. Syukurlah yang lainnya grup traveling jadi yang dishare ya tempat bagus atau isu-isu travel terkini. Mungkin kalau sudah jadi Ibu, akan beda lagi grupnya ya Mbok. Hihihihi…
Di grup wa yg ku ikuti jg ada oknum yg suka share berita hoax, mbok. Giliran dikasih tau itu hoax dan jgn gampang share berita ndak jelas, dia malah jawab gini : “saya percaya smua anggota grup pd pinter smua, tau bedain mana yg bener dan mana yg salah”. Lhaaa…? ?
Kalo aku sih memilah banget share berita di grup, palingan info lowongan pekerjaan..itu juga setelah kroscek gugling dl pastinya.
Kemarin2 aku sempat teriak2 juga di beberapa group whatsapp. Lah, group wa yg isinya buat nyambung silaturahim malah bc. Udah gitu artikel bc nya, bulan caption da mengarah ke link, tp copas plek yang aku yakin udah jd 1 tulisan blog. Tapi memang ada… sebagian yang copas itu, bangga >.<
Kalau saya merasa WhatsApp Group itu warung kopi/arisan/kongkow digital. Bahasan penting sampai paling gak penting dibahas. Kalau dulu medianya offline dan bisa kita hindari, kalau ranah digital ini memang agak susah selain mute.
Pada umumnya yang baca blog ini sih gw yakin merasakan hal yg sama dengan simbok.. :))
*nunggu ada yang copas tulisan blog ini ke group whatsapp*
sekarang itu berita hoax lebih cpt nyebarnya dari pada berita yang fakta
mbokkkk, kok aku jadi bisa lagi ya akses blog njenengan? sejak kapan bisanyaaaa? tadi iseng ngeklik tautan di twitter! #eh #salah fokus
ahhh pokoke aku seneng banget, ternyata blog mbok venus bisa diakses lagi sekarang dari inggris sini :-)
tentang yang suka kopas-kopas ga jelas itu, aku yo gondok banget sebenernya tapi blom sempet ngomel2 hehe…. ya sudahlah…aku ijin share tulisan ini aja deh biar pada ke-tampar boleh yo yo yo hehe