Beberapa waktu lalu, saya sempat ngeblog tentang isu yang buat saya cukup menarik. Berita bagus di tengah carut marut dunia politik Indonesia, yang membuat saya kembali berpikir positif tentang masa depan negeri ini: pembangunan kilang minyak Pertamina dan Swasembada BBM tahun 2023.
Bahwa Pertamina punya program pembangunan kilang minyak di beberapa titik di wilayah Indonesia –Balikpapan, Balongan, Cilacap, Dumai, Bontang, dan Tuban– tentu kita semua tahu. Kalau rajin dan masih sempat membaca berita. Kalau gak sibuk demo :p
Tapi, seberapa positif sih sebenarnya berita tentang kilang minyak baru ini? Seberapa bagus untuk masa depan Indonesia?
Kalau dari penerawangan saya pribadi sih, ini luar biasa bagus untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia. Kenapa?
Karena begini.
Selama ini, Indonesia masih harus mengimpor minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri. Percaya nggak? Tiap tahun kita masih belanja minyak dari luar, lhoh. Karena produksi minyak harian kita masih jauh dari cukup. Dulu, saya pun mengira kita punya minyak sampai tumpah-tumpah. Nyatanya nggak. Jauh dari tumpah-tumpah. Kurang banyak, iya. Jadilah Indonesia masih harus membelanjakan devisa negara antara lain untuk mengimpor minyak mentah. Sampai sekarang.
Kan sayang.
Padahal, persediaan minyak bumi kita masih cukup jika Pertamina melakukan eksplorasi dan pembuatan kilang minyak baru. Dengan konsumsi minyak nasional sebesar 1,6 juta barel per hari, sementara kilang minyak kita hanya mampu menghasilkan kurang dari 1 juta barrel per hari, tentu ini pemborosan gak kira-kira buat devisa. Sayang amat. Duitnya kan bisa dipake buat pembenahan dan pembiayaan hal-hal lain yang lebih pentnting. Pendidikan dan kesehatan, misalnya.
Nah, dengan rencana pembangunan kilang minyak baru ini, semoga Nawacita yang dicanangkan Bapak Presiden kita akan segera menjadi kenyataan.
Fyi lagi, dari program kilang baru ini, kilang-kilang minyak seperti Balikpapan dan sebagainya akan meningkat jumlah produksinya, di mana total bisa memenuhi sampai 1,6 juta barel per hari.
Kemudian 2 kilang minyak yang sama sekali baru, yakni di Tuban dan Bontang, akan menghasilkan masing-masing 300 ribu barel per hari. Untuk pembangunan di Tuban, akan butuh 400 hektar lahan, mencakup 340 milik KLH, 64 hektar lahan milik Pertamina. Di Tuban, Pertamina juga akan bekerjasama dengan Rosneft Oil Company dari Rusia senilai Rp 175 T.
Dampak positif pembangunan kilang minyak baru di Tuban antara lain akan menyerap setidaknya 50.000 angkatan kerja yang diharapkan sebagian besar adalah masyarakat lokal. Di sekitar lokasi kilang juga akan bertumbuh ekosistem ekonomi baru: terbukanya peluang usaha UMKM, dari usaha sandang, pangan, dan papan bagi para pekerja pembangunan kilang.
Di masa depan, Pertamina juga akan memberikan banyak fasilitas untuk peningkatan pendidikan untuk masyarakat Tuban. Antara lain pemberian beasiswa dan pelatihan, sehingga ke depannya, akan lahir para ahli perminyakan dari Tuban.
Lalu, apa gunanya refinery program?
Bukan hanya akan meningkatkan kapasitas produksi harian, namun kualtias standar produksi juga akan ditingkatkan dari EURO II ke EURO V. Fyi, standar ini adalah standar internasional yang berkaitan dengan isu lingkungan. Jika Pertamina mampu meningkatkan perolehan standar produksi ini, maka ini adalah pencapaian tersendiri bagi Pertamina (juga Indonesia) di lingkup industri minyak internasional. Cool, isn’t it?
Jika pembangunan kilang minyak ini selesai lebih cepat dari prediksi, yakni ketika Pertamina mampu menghasilkan 2,2 juta barel per hari pada tahun 2023 yang akan datang, ini berarti 2 tahun lebih cepat dari target pemerintah yaitu tahun 2025. Lebih hebat lagi, jika produksi kita berlebih, Indonesia bukan hanya akan mandiri dan swasembada minyak, namun juga ada kemungkinan Indonesia akan menjadi pengekspor BBM. Tentu ini akan sangat membantu menambah pundi-pundi devisa negara.
Yuk ah, berhenti ngomong dan mikir yang jelek-jelek tentang Indonesia. Kita masih punya banyak sekali hal positif yang bisa kita bangun, asal semua pihak sepakat untuk mencintai negeri ini, dan bersama-sama merawat, mengawal, serta mendukung semua program baik untuk masa depan Indonesia dan kesejahteraan anak cucu kita.
*ilustrasi dari sini.
Sangat mendukung Indonesia untuk mandiri di segala bidang. Kalau bisa mandiri bbm, mandiri gas juga. tingkatkan eksplorasi, Indonesia masih kaya kok
betul. saya setuju :)
Pertanyaannya: Selain meningkatkan produksi minyak (matang), apakah kita bisa juga mengurangi konsumsi BBM? Sebagai negara tropis, pembangkit listrik tenaga matahari harusnya bisa dilakukan. Tinggal buat solar farm. Tekan populasi kendaraan bermotor, migrasi ke kendaraan listrik (gak perlu kan mobil listrik uji EMISI?).
Dan sebagai eks-warga Dumai, pertanyaannya, apakah kalian tahu kondisi kilang Pertamina Dumai? Apakah operasionalnya sudah efisien? Peremajaan teknologi?
Semoga semakin banyak pembangunan menuju ke arah lebih baik. Tapi memang pemberitaan sekarang head line-nya itu-itu aja juga sih. Sampai ga memperhatikan hal lain, padahal banyak hal lain yang perlu di perhatikan dan perlu dukungan dan kesadaran banyak orang.
Salah satu bidang yang seharusnya Indoensia itu mandiri tidak perlu import dari luar negeri yaitu bidang pertanian. Semoga suatu saat nanti Indonesia bisa swasembada beras. :)
Selain meningkatkan produksi minyak, kita juga harus menekan jumlah kendaraan bermototr. karena jika dibiarkan pemanasan global akan semakin parah.
itu juga sih untuk jangka panjangnya :)
sah-sah saja, tapi alangkah baiknya kita perhatikan juga ekosistem sekitar dan keanekaragaman hayati
yes. kalo itu sih harus banget yaaaa :)