Matahari belum terlalu tinggi. Belum juga pukul sepuluh pagi. Tapi hari itu kebetulan langit bersih tanpa awan. Ditambah lokasi kunjungan kami –saya dan teman-teman blogger—memang perbukitan kapur atau lime stone, salah satu bahan baku semen yang diproduksi oleh PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk. (Indocement) Jadi sejak turun dari bus, hampir semua orang terlihat sibuk melawan terik matahari, yang rasanya bertengger hanya beberapa meter di atas kepala. Fiuuuh, panasnya lumayan. Hahaha.
Tapi bukan blogger canggih namanya kalo ketemu panas sedikit aja udah nyerah. Cih! :))
Perhentian pertama kami adalah perkebunan Gerakan Tani Mandiri (GTM) yang terletak di Desa Leuwikaret, Citeureup, Bogor. Begitu masuk ke lokasi kebun, kami disambut hijaunya berbagai tanaman yang dibudidayakan di lahan pasca tambang seluas 18 hektar lebih. Di sini, setidaknya ada 27 petani yang membudidayakan tanaman seperti cabai, jahe merah, timun, pepaya, dan bermacam-macam tanaman hortikultura yang ditanam dengan sitem campur sari.
Sebelum ke lokasi perkebunan GTM ini, kami mendengar penjelasan singkat dari Bapak Aditya Purnawarman dari CSR Citeureup Dept. Head, juga Bapak Pigo Pramusakti selaku Corporate and Public Communication Manager Indocement. Menurut beliau, Indocement memiliki program CSR yang kegiatannya bukan cuma bersifat charity atau filantropi. Misalnya, menyumbang ini dan itu untuk masyarakat sekitar. Namun lebih fokus ke Community Development dan Sustainibility Development Program.
Sebagai pabrik semen terbesar, yang kesepuluh pabriknya berada di satu lokasi, Indocement memberikan pembinaan, pelatihan, dan berbagai fasilitas untuk memberdayakan masyarakat di 12 (dua belas) desa di sekitar pabrik. Satu di antaranya adalah perkebunan di Desa Leuwikaret yang saya ceritakan di atas.
Perhentian kami yang kedua adalah sumber mata air Cikukulu. Tadinya saya membayangkan bahwa ini adalah pusat pengolahan air limbah tambang seperti yang pernah saya lihat di tempat lain. Tapi ternyata dugaan saya salah.
Cikukulu adalah sumber mata air alamiah yang muncul dari bawah bebatuan. Betul-betul sumber air bersih yang kualitas dan debit airnya memang bagus. Lokasinya di Desa Lulut, beberapa menit perjalanan dari kebun GTM yang tadi kami sambangi. Air bersih dari Cikukulu ini kemudian dialirkan ke dua desa yang berada 5 kilometer jauhnya dari lokasi mata air, lewat program konservasi dan pipanisasi oleh Indocement.
Yang menarik, dalam perjalanan dari kebun Gerakan Tani Mandiri ke mata air Cikukulu, setidaknya dua kali saya melihat ratusan kupu-kupu berwarna kuning terang di jalur yang kami lewati. Sayangnya, karena kami naik bus, jadi saya nggak sempat motret atau mengambil video ratusan kupu-kupu ini. Saya senang melihat sekawanan fauna cantik ini. Karena artinya, program reklamasi lahan pasca tambang berupa perkebunan dan konservasi mata air di sana memang bagus. Karena kalo enggak, mana ada kupu-kupu yang betah tinggal di sana, hehe..
Selanjutnya, kami bergerak ke Kebun Tegal Panjang. Lokasinya masih di Quarry D, masih satu lokasi sebetulnya dengan kebun GTM dan mata air Cikukulu. Kalau di desa Keuwikaret tadi kebunnya didominasi oleh tanaman sayur, buah, Kebun Panjang ini beda. Di sini, Indocement memanfaatkan area kebun ini sebagai laboratorium pertanian. Sekaligus memperkenalkan nilai ekonomi dari berbagai tanaman kepada para petani yang mengolah lahan seluas 12 hektar ini.

Mau tahu ada apa aja di Kebun Tegal Panjang? Banyak! Dan tanamannya menurut saya seru-seru. Ada hanjuang, jahe merah, tanaman jarak pagar, kemiri sunan, sengon, mahoni, pisang, markisa, buah maja, dan pohon cinta :))

Pohon cinta ini nama latinnya keren deh; Philodendron Bininnatifidium. Dinamai pohon cinta, mungkin karena pohon berdaun lebar bergerigi ini lazim ditemui di resepsi-resepsi pernikahan. Saat ini budidaya Pohon Cinta ini sudah berbuah manis. Dua minggu sekali, ada pengepul tanaman hias yang datang membeli pohon cinta dari para petani di Tegal Panjang. Omset dari penjualan pohon cinta dan macam-macam tanaman di kebun ini bisa mencapai Rp 2 juta per bulan. Itupun masih belum memenuhi permintaan pasar, lho. Jadi ruang untuk berkembang masih cukup besar.
Hmm. Semoga program CSR PT Indocement ini semakin membawa manfaat yang berkesinambungan untuk alam dan warga masyarakat di sekitar lokasi pabrik yaa.. ?
Terima kasih PT Indocement atas undangannya. Seneng banget dapat melihat langsung program bagus dan nyata seperti ini.
Jadi pengin ke sana terus bawa pot kosong, terus minta Aki Toni isiin pot kembangnya pake bibit pohon cinta… Nah, kalau mau bibit cinta tentu ngga minta ke Aki Toni yah :)
bibit cinta mintanya sama mas2 lucu yang nggak ada mbak2 lucunya ya :)))
Itu aki Toni, sadar kamera selalu hihihi
#salfok
iya. aki toni udah biasa berpose depan kamera kayaknya :))
aku malah pengen melu nyelengi pohon jati disana itu …(((MELU NYELENGI))) hahaha
biar cepet kaya ya Nyah hahahaha
OH! kuingat waktu kita ‘nabrak’ kupu-kupu yang buanyakk banget itu! Kayaknya mereka tau mau ada tamu-tamu manis ke Citeureup ya :)
Aku paling senang ke tempat markisa itu. Sayang belum banyak yang bisa dipetik yaaaaa…