Suatu siang, di ruang tunggu bandara KLIA2 di Malaysia, nggak sengaja saya mendengar percakapan beberapa ibu yang duduk tepat di depan saya. Ibu-ibu ini, dari logatnya, terdengar seperti orang Jakarta. Dan kesan saya, dari isi percakapan tersebut, mereka sedang menunggu pesawat untuk pulang ke Jakarta, setelah menengok kerabat yang sedang berobat di salah satu rumah sakit di Melaka, sebuah kota yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Kuala Lumpur.
Beberapa ibu ini lantas bergantian bercerita tentang pengalaman anggota keluarga yang lain, yang juga pernah berobat di Melaka. Iya, mereka khusus membahas Melaka siang itu. Yang sudah-sudah, yang paling sering saya dengar selama ini, orang Indonesia kalau berobat ke Malaysia, biasanya ke Penang. Melaka, baru siang itu saya tahu.
Karena obrolan mereka cukup seru, beberapa calon penumpang yang sama-sama sedang menunggu pesawatnya berangkat, jadi ikutan nimbrung. Ada yang bertanya tentang prosedur berobat, biayanya, kerepotannya, apa aja yang harus disiapin, dan sebagainya. Sebagian lagi berkomentar dan menceritakan kisah kerabat atau kenalan yang sukses menjalani berbagai perawatan di rumah-rumah sakit lain. Di Kuala Lumpur, atau, lagi-lagi, di Penang. Nampaknya memang Penang sudah lama menjadi destinasi utama orang Indonesia yang ingin berobat ke Malayasia, ya?
Nah, tanggal 1 – 3 Mei yang lalu, saya berkesempatan untuk melihat langsung, berkunjung ke beberapa fasilitas kesehatan di Kuala Lumpur, atas undangan Malaysia Healthcare Travel Counsil (MHTC). Bersama puluhan delegasi/undangan dari Brunei, Myanmar, dan Malaysia sendiri, selama 3 hari berturut-turut, saya dan rekan-rekan media dan blogger dari Indonesia diajak mengalami sendiri wisata kesehatan, berkeliling ke beberapa rumah sakit yang bekerjasama dengan MHTC.
TENTANG MHTC


Malaysia Healthcare Tourism Council berdiri sejak tahun 2012, berada di bawah Kementrian Kesehatan Malaysia. Namun sejak tahun 2018, MHTC kemudian menjadi bagian dari Kementrian Keuangan.
Tapi, sebenernya MHTC ini apa, siapa? Apakah ia sebuah lembaga pemerintah, swasta, atau apa?
MHTC adalah sebuah agency yang tugasnya mempromosikan health tourism atau wisata kesehatan untuk para pasien dari seluruh dunia ke rumah sakit-rumah sakit swasta di Malaysia. Di seluruh Malayasia, hingga saat ini tercatat 79 RS swasta yang bekerjasama dengan MHTC. Mereka tersebar di beberapa kota; Kuala Lumpur, Melaka, Ipoh, dan Penang yang udah duluan terkenal sebagai tujuan berobat ‘orang kita’.
Kenapa hanya swasta? Karena di sana, RS pemerintah hanya melayani warga negara Malaysia saja. Sedangkan pasien dari luar Malaysia, berobatnya harus ke RS swasta. Demikianlah kira-kira.
MHTC, dalam mempromosikan fasilitas-fasilitas kesehatan ini, akan memastikan semua pasien (bahkan juga keluarga pasien) mendapatkan layanan yang prima, dari awal sampai akhir. Bener-bener smooth dan seamless seperti yang saya alami sendiri saat berkunjung langsung ke sana.
Bayangin. Misalnya nih, amit-amit jangan sampe kejadian sih yaa… bayangin kita nganter anggota keluarga yang sakit, perlu nyari second opinion, atau harus terapi kesehatan, atau sekadar medical check up. Pasti kebayang repotnya mengurus segala administrasi, keberangkatan, transportasi, urusan menginap, dan sebagainya, kan. Belum lagi harus menentukan ke rumah sakit mana kita akan berobat, konsultasinya ke siapa. Malaysia Healthcare Tourism Council akan membantu pasien dan keluarga mengurus semua ini, benar-benar stress-free dan end-to-end service deh pokoknya.
Sebelum berangkat, selagi masih di Indonesia, pasien dapat menghubungi MHTC lewat perwakilan mereka di Jakarta. Bisa lewat email, telepon, bahkan social media juga loh. Kita bisa minta rekomendasi rumah sakit yang tepat sesuai tujuan kita berobat atau berkonsultasi, membantu membuatkan appointment dengan dokter yang dirujuk, memberikan estimasi biaya dari beberapa pilihan perawatan, bahkan kita juga bisa nanya hotel yang cocok, dekat dengan fasilitas kesehatan tujuan, dan yang sesuai dengan budget kita.
Setelah semua settled, pada tanggal keberangkatan, pasien dan keluarga yang mengantar tinggal pergi ke bandara, dan sesampainya di sana akan langsung dijemput di area kedatangan, dibantu lewat fast track imigrasi (jadi tidak perlu antre berlama-lama), dipersilakan menunggu jemputan/ambulans di lounge ekslusif MHTC, kemudian diantar sampai ke rumah sakit. Luar biasa banget kan? Saya yang selama ini hanya mendengar cerita atau baca pengalaman orang aja, takjub dengan totalitas pelayanan yang diberikan MHTC. Pantesan makin hari makin banyak aja orang Indonesia yang memilih untuk berobat ke sana ya.
Sebagai catatan, pada tahun 2011 ada 600 ribu wisatawan yang berobat ke Malaysia. Tahun 2018, jumlahnya menjadi dua kali lipat, yaitu 1,2 juta orang, dan 700 ribu di antaranya adalah dari Indonesia.
LAYANAN
Dari sekian banyak layanan kesehatan, ada beberapa yang menjadi andalan fasilitas kesehatan di Malaysia. Yang paling populer di antaranya; cosmetic treatment, IVF/kesuburan, oncology, cardiology, dan medical screening.
Secara pribadi, yang paling sering saya dengar selama ini orang kalo berobat ke Malaysia biasanya untuk kasus-kasus penyakit jantung dan kanker. Setelah ke sana, saya membuktikan sendiri bahwa memang benar proses pemeriksaan, cek lab di sana bener-bener nyaman dan cepet. Ada yang cuma perlu sehari dari awal periksa sampai pasien mendapatkan hasil lab, dan konsultasi perawatan/terapi yang sesuai untuk penyakitnya. Nggak perlu lama. Gak perlu berhari-hari atau dilempar ke sana sini. Di beberapa tempat, bahkan layanan untuk kasus jantung, kanker, dan in vitro dipusatkan di satu gedung atau bahkan satu lantai saja. Nggak perlu pindah-pindah ke beberapa tempat untuk satu rangkaian pemeriksaan.

Di Gleneagles Kuala Lumpur (GKL), pasien akan merasakan pengalaman berkonultasi dan berobat dengan dokter spesialis pakar di bidangnya, dengan peralatan super canggih, dan keramahan para staff yang memeperlakukan pasien seperti keluarga sendiri.

Siang itu kami sempat bertemu dan mendengar pengalaman seorang pasien jantung dari Bali yang sembuh setelah menjalani operasi by pass. Malam sebelumnya, Mr Lin dari Surabaya, seorang penderita kanker limfoma, berbagi pengalaman dan kisahnya yang sembuh total dari penyakitnya setelah berobat di Malaysia. “They have all the skills, all the equipments. Jangan ragu untuk berobat ke sini,” demikian kesaksian Mr Lin yang disambut tepuk tangan gemuruh yang hadir di acara welcoming dinner.
BIAYA
Ini pasti pertanyaan terbanyak deh. Saya juga tadinya penasaran banget. Dengan pelayanan dan fasilitas premium seperti yang diberikan, berapa ya kira-kira biaya yang harus kita keluarkan? Semahal apa ya?
Sebagai perbandingan, silakan lihat foto di bawah ini:

Selama di Kuala Lumpur, saya kebagian berkunjung ke Gleneagles KL, Thomson Medical Centre (TMC) Fertility & Women’s Specialist Centre Kota Damansara, dan ke GHSS Healhtcare yang merupakan gabungan resort, hotel, dan fasilitas holistic healthcare.
Siapa tau suatu saat butuh berobat, mencari second opinion, atau sekadar medical check up dengan fasilitas, alat, dan pelayanan premium tanpa repot, di bawah ini informasinya ya..
Kantor Perwakilan Malaysia HealthCare di Indonesia:
International Financial Centre 2, Level 33, Unit 41,
Jalan Jenderal Sudirman Kav 22-23, Jakarta Selatan 12920.
Ph. +6221 80869422/23
M. +62 812 8971 0029
Email: callcentre.IDN@htc.org.my
Kantor MHTC di Malaysia:
Menara Kembar Bank Rakyat,
Jalan Rakyat, Tower 2, level 28, lot 28-01, Kuala Lumpur, 50470
Social Media MHTC
IG: @medtourimmy.id
FB: mhtcmalaysia