Malam belum terlalu larut saat mobil yang kami tumpangi memasuki kota Singkawang. Mata terasa berat oleh kantuk yang belum tuntas terbayar karena belum cukup tidur sejak sehari sebelumnya. Hal yang biasa setiap kali saya harus berangkat dengan flight pagi.
Bias warna merah yang dipantulkan oleh cahaya dari ribuan lampion ke dinding dan kaca ruko di sepanjang jalan di dalam kota, sejenak menyeret saya kembali ke sebuah perjalanan solo, Januari 2013. Saya teringat Hoi An, kota tua yang tenang di bagian tengah Vietnam. Tiba-tiba saja, saya merasa mellow oleh romantisme aneh. Saya rindu bertualang ke tempat asing. Sendirian.
Pagi esoknya, saya sengaja bangun agak siang, karena sepertinya hari itu memang tidak ada acara apa-apa. Padahal biasanya, di media trip atau fam trip seperti ini, itinerary selalu packed, full dan padat sejak pagi (banget) sampai malam hari saat peserta trip harus kembali ke hotel untuk beristirahat.
Jadi begitulah, saya bangun siang, lalu bertiga dengan Nita dan Rere, saya bergegas ke pasar tradisional di dekat hotel untuk… lihat-lihat. Ya abis, gak tau mau ngapain :))
Di Pasar Turi, demikian nama pasar tradisional itu, saya kembali merasa deja vu. Banyak warung kopi di sepanjang jalan, dengan kursi-kursi dan meja plastik di bagian depan. Sungguh, it’s Hoi An all over again!
Ah, bicara tentang kopi dan warung kopi, saya mau berbagi pengalaman mencoba beberapa warung kopi, kedai kopi, kopitiam, atau apapun lah sebutannya, selama beberapa hari di Singkawang dan Pontianak. Here we go…
1. Warung Kopi Asan
Lokasinya di sebuah perempatan di tengah Pasar Turi, Singkawang. Gampang banget dicari karena letaknya yang di pojokan, dan warung kopinya cukup besar dengan spanduk besar melindungi ruangannya dari panas matahari jika hari mulai beranjak siang. Buka dari pukul 5 pagi, warung kopi ini selalu ramai dengan pengunjung yang datang untuk sarapan atau sekadar pengen nongkrong ngopi-ngopi. Harga kopi di sini amat bersahabat untuk kantong. Rp 4 ribu untuk segelas kopi hitam (iya, disajikan di gelas, bukan cangkir), dan Rp 8 ribu untuk segelas besar es kopi susu yang nikmat segar!


Kalau lapar atau pengen ngemil, warung kopi ini juga menyediakan penganan berupa kue basah dan… peyeum! Kombinasi yang terdengar aneh, ya? Saya juga tadinya berpikir begitu. Tapi ternyata enak juga minum kopi sambil ngemil peyeum, kok :p
2. Toko Kopi Nikmat


Saya sempat mampir ke Toko Kopi merangkap kedai kopi legendaris di Jalan Sejahtera ini, subuh-subuh sambil menunggu pawai tatung. Matahari belum lagi terbit, tapi kedai kopi yang rasa kopinya memang joss ini sudah mulai ramai pengunjung.
Range harga kopi: Rp 8 ribu sampai dengan Rp 15 ribu
3. Warung Kopi Kita
Dari Singkawang, jika kita hendak ke Pontianak, mampirlah sejenak di rest area (tidak resmi, jangan bayangkan rest area megah seperti di rute Jakarta-Bandung, hehe) di Jalan Mempawah 50, Sui Pinyuh ini. Selain untuk toilet stop (fyi, toiletnya cukup bersih dan memadai), kopi di warung Kopi Kita ini juga enak dan akan membuat kita merasa segar dan siap melanjutkan sisa perjalanan. Harga es kopi di sini Rp 7 ribu saja. Bisa minum di tempat, bisa juga take away jika Anda terburu-buru. Untuk coffee to go, kemasannya lucu: dibungkus plastik dan diikat tali rafia lalu diberi sedotan.
Nah, sekarang mari kita coba kedai kopi yang juga banyak bertebaran di ibukota provinsi Kalimantan Barat ini. Di hari terakhir trip, saya sengaja tidak ikut rombongan teman-teman ke Tugu Khatulistiwa. Sebagai gantinya, saya menyelusuri sepanjang Jalan Hijas dan Jalan Gajah Mada, pusatnya kopitiam dan warung makanan yang kabarnya buka sepanjang hari dan malam. Jadi, jam berapa pun Anda butuh makan atau ngemil-ngemil lucu, selalu ada tempat makan yang masih buka di kawasan ini.
4. Warung Kopi Sumber Segar
Kopi dan teh tariknya rasanya menurut saya cukup enak. Tapi yang istimewa, warung kopi milik Bapak Yang Seng ini buka dari pukul 2 pagi sampai pukul 5 sore setiap hari!
5. Warung Kopi Utama Rasa
Entah karena saya yang memang lagi lapar-laparnya, atau memang kopi dan makanan di sini enak-enak, entahlah. Yang jelas, pagi itu saya dibuat bahagia dengan secangkir kopi susu dan pisang goreng sanggau kapuas (disajikan dengan srikaya). Buka setiap hari jam 5.30 pagi sampai pukul 5 sore, warung kopi yang satu ini dengan mudah menjadi favorit saya. Total kerusakan untuk secangkir kopi susu plus seporsi pisang goreng? Rp 11 ribu saja.
6. Denny’s Kopitiam
Masih di Jalan Hijas, saya mampir ke sebuah kedai yang meja-mejanya terisi penuh. Benar saja, kopi dan tehnya memang enak, sih. Di sini juga saya baru mendengar istilah kopi pancung. Pancung artinya setengah, karena kopinya memang disajikan di cangkir yang ukurannya setengah cangkir normal. Harganya antara Rp 3 ribu sampai Rp 6 ribu. Murah banget, ya? Bener-bener surga buat para penikmat kopi seperti saya.
7. Warung Kopi Paraboss
Sepintas, dua cangkir kopi ini terlihat sama. Tapi sebenarnya isinya beda. Yang di sebelah kiri namanya Kopi Paraboss, seperti nama kedai kopinya. Waktu disesap, rasanya mengejutkan: ada aroma antara moka dan sarsaparilla yang membuatnya menjadi menu andalan warung kopi Paraboss milik Koh Ahie yang ramah ini. Lokasi: Jalan Hijas, Pontianak Jam buka: 7.30 pagi – 12 malam Harga kopi: mulai Rp 5.000 #pesonapontianak #pesonaindonesia #pesonasingkawang #indonesia #travel #coffee A photo posted by Driana Rini Handayani (@venustweets) on
Sampai sekarang saya masih penasaran, apa rahasia di balik kelezatan kopi sajian istimewa di warung kopi yang satu ini. Rasanya memang unik. Ada aroma sarsaparilla dan moka (bahkan rasanya saya juga mencium wangi peach) yang tertinggal di ujung lidah. Kombinasi rasa yang tidak biasa ini memang membuat kopinya jadi lebih light, lebih ‘tipis’, tapi saya suka. Pengen banget beli sedikit bubuk kopinya buat dibawa pulang, tapi gak dikasih, euy. Hahaha.
Dari segi harga, kopi di Paraboss juga gak lebih mahal dari kedai lain. Harga rata-rata hanya Rp 5 ribu. Oiya, kata Koh Ahie, pemilik warung kopi ini, mereka juga menyediakan makanan dari jam 4 sore. Warungnya sendiri buka dari pukul 7.30 pagi sampai tepat pukul 12 malam, setiap hari.
Ayo, ngopi di mana lagi enaknya?
*foto es kopi kemasan plastik, taken by Rere.