Udah lamaaaaa banget saya nggak nulis tentang investasi. Padahal dulu topik ini pernah jadi bahan obrolan favorit, lewat media tulisan maupun ketika ketemu temen-temen.
Dengan kawan sesama trader atau yang setidaknya tertarik dengan soal investasi saham, ya jelas ini seringkali jadi bahan gosip utama. Kadang sampai berjam-jam ngobrolin saham. Dengan temen-temen yang sama sekali belum kenal, baru mulai atau pengen mulai belajar tentang saham, topik ini juga selalu menarik. Karena kalau boleh sok idealis, sebagai ‘trader/investor santai’, jumlah investor pasar modal Indonesia yang belum beranjak dari angka 600 ribuan juga menjadi concern saya.
Karena seingat saya, sejak beberapa tahun yang lalu, banyak pihak yang punya cita-cita mulia supaya semakin banyak masyarakat Indonesia mengenal dan akhirnya menjadi investor di pasar modal. Entah kenapa, sampai sekarang angka 1 juta yang dicita-citakan ini kok nggak tercapai sampai sekarang.
Dugaan saya, ada 3 penyebab utama, kenapa pasar modal kita masih begitu-begitu aja.
Satu, literasi tentang pasar modal memang belum dijalankan maksimal. Usaha pengenalan bursa saham ke masyarakat belum mentok. Kayak yang… kentang? Hahaha.
Kemungkinan kedua, karena belum kenalan itu tadi, maka masyarakat kita kebanyakan masih takut untuk masuk ke pasar modal. Belakangan udah jarang sih saya dengar bahwa orang takut karena investasi saham dianggap haram. Yang paling banyak, orang takut karena merasa serem sendiri. Takut rugi, karena harus diakui, pasar modal adalah instrumen investasi yang risikonya bisa dibilang sangat tinggi. KALAU kita males belajar :p
Yang ketiga, ya gabungan dari nomor 1 dan nomor 2. Jumlah investor di bursa gak nambah-nambah karena memang orang belum kenal dan takut masuk berinvestasi di saham.
That’s why saya seneeeeeeng banget waktu beberapa hari yang lalu hadir di acara peluncuran RHB TradeSmart with ARO, sebuah aplikasi perdagangan saham yang cerdas dan real time.
Semakin seneng karena di acara tersebut juga hadir banyak banget teman-teman blogger. Bukan karena jadi bisa kopdar (halah!), tapi kehadiran rekan-rekan blogger ini semoga membawa kabar baik tentang pasar modal Indonesia ke lebih banyak audience.


Nah, jadi sebenarnya, RHB TradeSmart with ARO ini makhluk apa, sih? Lalu, apa bedanya dengan aplikasi trading lain yang sudah ada sebelum ini?
RHB TradeSmart with ARO, harus diakui memang memberikan sesuatu yang lebih buat nasabahnya. Selain memberikan informasi akurat dan real time tentang perdagangan di bursa, aplikasi ini memudahkan investor dengan menyajikan technical analysis dan strategi investasi secara real time. Menurut Bapak Chan Kong Ming, Presiden Direktur RHB Sekuritas Indonesia, ARO (Assisted Robo Optimization) dapat menjadi alat pembelajaran dan analisis saham tertentu bagi investor pemula. Buat investor yang sudah lebih berpengalaman, ARO dapat menjadi panduan lanjutan atas investasi saham mereka.
Buat saya pribadi, yang sampai hari ini memilih untuk trading santai aja, fitur ARO ini sangat menarik. Seringkali, karena kesibukan dan kegiatan lain, saya lupa melihat-lihat pasar. Hahaha. Saya nggak tau portfolio saya masih merah atau kuning atau hijau. Suatu saat, saya nyesel karena saham yang saya beli di harga Rp 600 ternyata pernah menyentuh harga Rp 850. Saya gak sempat jual karena lagi gak memantau pasar selama semingguan. Pas udah sempat login, harganya udah turun lagi, dong. Kan kesel yak :)))
Dengan fitur ARO, mestinya gak akan ada kejadian menyebalkan seperti yang saya alami. Karena RHB TradeSmart with ARO punya fitur pop up notifications yang akan muncul di layar gawai kita setiap kali pasar/harga bergerak ke arah tertentu. Signal jual dan beli ini tetap kita terima meskipun kita nggak sedang login di aplikasi. Ini menarik, karena dengan demikian, para investor tidak akan ketinggalan informasi saham apa saja yang menarik untuk dibeli/dijual sesuai kondisi pasar.
Selain ARO signal dan real time notifications, aplikasi ini juga punya fitur ARO Library yang berisi indikator dan parameter tambahan mengenai saham-saham pilihan yang akan membantu investor mengambil keputusan dalam bertransaksi. Tentu saja kita nggak harus plek ketiplek nurut aja apa kata ARO. Ada signal jual, langsung jual. Muncul signal beli, eh langsung beli. Sebagai investor yang bijak, tetep aja sebaiknya kita juga rajin mencari informasi dan belajar lebih dalam tentang investasi dan perdagangan saham. Percayalah, dengan pengetahuan yang cukup, kita dapat membatasi dan mengelola risiko dalam berinvestasi.
Gimana, sudah berani berinvestasi saham? :)