
Kamis 28 November 2013 kemarin, saya dateng ke acara press conference sekaligus launch kamera mirrorless terbarunya, yakni DMC-GM1 dan DMC-GX7 dari Panasonic Lumix. Acara bertempat di Waha Kitchen, Kosenda Hotel di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta. Selain dua seri kamera tadi, juga diperkenalkan Lumix GF6, yang tampilan luarnya mirip-mirip dengan GM1 dan GX7.
Saya bukan fotografer, jadi memang gak terlalu ngerti spec kamera, dan gak paham juga teori-teori fotografi. Taunya ya cuma jeprat jepret, yang penting gak boleh ada momen yang tertinggal tanpa direkam dalam gambar saat traveling.
Minimnya skill motret, padahal faktor ini cukup penting buat seorang blogger yang hobi jalan-jalan, membuat saya sadar diri. Terlebih lagi, kemana-mana saya lebih sering bawa backpack dibanding nyeret-nyeret koper. Jadi untuk kamera, pilihan yang paling bener ya memang kamera kecil yang mudah dibawa, dan yang jelas gak ngabisin space di ransel. Makin kecil dan ringan akan semakin baik.
Saya beruntung bisa menjajal (halah menjajal!) kemampuan salah satu kamera mirrorless andalan Panasonic. Bersama saudara-saudaranya, si DMC-GM1 dan DMC-GX7 yang baru launch, kamera Lumix GF6 yang saya pakai ini lebih dari cukup untuk memenuhi hasrat memotret (yang dengan skill pas-pasan itu tadi). Memang bukan bener-bener jenis point and shoot, yang sekali jepret jadi. Tapi justru fitur-fitur tambahan yang ditanam di dalamnya, membuat Lumix GF1 jadi semakin memudahkan buat saya yang gak pinter-pinter motret ini.
Jadi fitur apa aja yang jadi favorit saya?
Satu, layar monitor LCD 3 inch yang udah touch screen, bisa tilt untuk mengambil gambar dari sudut yang sulit, dan bahkan bisa diputar sedemikian rupa sehingga (halah) kita bisa mengambil self shot dengan mudah. Tinggal atur posisi monitor, pilih efek soft skin mode, beres sudah. Gak perlu lagi minta tolong orang lain buat motretin kalo saya lagi solo traveling.
Dua, kamera ini dilengkapi dengan fitur iA alias Intelligent Auto dan iA+. Gak perlu repot nge-set kamera ke mode yang macem-macem, dengan fitur ini, gambar yang dihasilkan dijamin gak akan malu-maluin untuk di-twitpic atau diposting di blog.
Tiga, ada Scene Guide yang memberi sentuhan efek tertentu untuk hasil foto yang lebih keren. Tidak kurang dari 23 pilihan scene guide yang akan menjadikan kegiatan jalan-jalan dan memotret kita makin nyaman dan gampang.
Yang keempat, tapi bukan yang terakhir, ada Stop Motion Animation. Saya belum sempat mencoba fitur yang ini. Mungkin nanti di trip berikutnya, saya akan coba-coba belajar time lapse photography. Kemarin di Danau Toba saya udah berencana nyoba time lapse, tapi ternyata gak sempet. Cuaca yang berhari-hari mendung juga membuat saya kehilangan mood untuk berkeliling motret apapun yang bisa dipotret seperti biasanya. Maybe next time. Tapi sejauh ini sih saya cukup happy dengan semua kemudahan yang ditawarkan Lumix GF6.
Kalau mau liat seperti apa foto yang dihasilkan si travelmate baru saya ini, silakan…





Ada yang mau menambahkan? Menambahkan lensa zoom, barangkali? *ditampar*
note: foto kamera GF6 diambil dari blog Ary Mozta.
baca juga review Ary di blognya: http://mozta.com/jawil-jawil-panasonic-lumix-gf6/